🔔 Aktifkan notifikasi disini Hubungi Kami

bintang malam

leaa
Briela berdiri di atap rumahnya, bersandar di pagar besi yang dingin oleh embun malam. di atas sana, langit begitu cerah gugusan bintang bertaburan seperti lampu-lampu kecil yang menari dalam sunyi. udara malam sejuk menyentuh pipinya, membawa aroma bunga sedap malam dari halaman tetangga yang baru mekar. semuanya terasa tenang. begitu damai, seperti hatinya saat itu. langit malam selalu menjadi pelarian bagi Briela dari hiruk pikuk dunia. di bawah langit yang luas, dia bisa merasa kecil tapi justru karena itulah dia merasa bebas. tak ada yang menuntutnya untuk jadi apa-apa. hanya dia, alam semesta, dan perasaannya yang diam-diam ia simpan. langkah kaki yang familiar terdengar dari belakang. seperti biasa Xavier muncul dengan senyum yang hangat, meski hanya diterangi lampu temaram dari belakang pintu. di tangannya ada dua cangkir kopi yang mengepul, aromanya menggoda indra. "kamu suka melihat bintang-bintang?" tanya Xavier, sembari menyodorkan satu cangkir ke arah Briela. Briela menoleh dan tersenyum. “iya, aku suka. bintang-bintang membuatku merasa kecil, dan juga membuatku merasa terhubung dengan alam semesta,” jawabnya sambil menerima cangkir hangat itu. Xavier menatapnya beberapa detik, lalu mengalihkan pandangan ke langit. “kamu selalu bisa bilang hal yang indah tentang hal-hal sederhana,” katanya pelan, setengah bicara pada dirinya sendiri. mereka berdiri berdampingan, tanpa banyak bicara. tak perlu kata-kata berlebihan. kehadiran satu sama lain sudah cukup berbicara. kadang-kadang, keheningan punya cara sendiri untuk mempertemukan dua hati. angin malam membelai rambut Briela, dan suara lembut alam mengisi jeda. jauh di bawah sana, kota masih hidup. lampu kendaraan, dengungan jauh. tapi di atas atap itu, mereka seperti berada di dunia lain. dunia kecil yang hanya mereka miliki berdua. Xavier melirik ke arah Briela. ragu sejenak. lalu, seperti gerakan naluriah, ia mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Briela yang sedang memeluk cangkir. hangat dan erat. tidak terlalu kuat, tapi juga tak ragu. "besok malam mau liat bintang bareng lagi ngga?" tanyanya, pelan tapi jelas. Briela menoleh, dan matanya bertemu mata Xavier. ada binar di sana cahaya yang hanya muncul saat seseorang merasa nyaman, merasa aman. ia tersenyum. “boleh,” jawabnya, sederhana namun penuh makna. dan malam pun terus bergulir. bintang-bintang tetap bersinar di atas sana, menjadi saksi bisu dari dua hati yang saling menemukan jalan pulang. tak perlu pengakuan cinta malam itu. karena terkadang, cinta cukup ditunjukkan lewat hadir, lewat genggaman tangan, dan lewat keinginan untuk melihat bintang bersama, lagi dan lagi. di bawah langit yang sama, cinta perlahan tumbuh. bukan dengan letupan, tapi dengan keheningan. dan kadang, itulah bentuk cinta yang paling nyata.

Mau donasi lewat mana?

TMRW - Rinal Nauli Siagian (7363-7120-81)

BRI - Rinal Nauli Siagian (44040-10111-86508)

BCA Blu - Rinal Nauli Siagian (0005-8092-3399)

JAGO - Rinal Nauli Siagian (1000-3433-2320)

SEABANK - Rinal Nauli Siagian (9013-4949-0989)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐
Centang Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi ketika komentar kamu sudah di jawab.
Parse:

Gambar Quote Pre Kode


  • Home


  • Follow


  • MENU


  • Share


  • Comment
Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.